Diagnosis Infeksi Dengue
Kriteria diagnosis infeksi dengue dibagi menjadi kriteria diagnosis klinis dan kriteria diagnosis laboratoris. Kriteria diagnosis klinis penting dalam penapisan kasus, tatalaksana kasus, memperkirakan prognosis kasus, dan surveilans. Kriteria diagnosis laboratoris yaitu kriteria diagnosis dengan konfirmasi laboratorium yang penting dalam pelaporan, surveilans, penelitian dan langkah-langkah tindakan preventif dan promotif.
Kriteria Diagnosis Laboratoris
Kriteria Diagnosis Laboratoris infeksi dengue baik demam dengue, demam berdarah dengue maupun expanded dengue syndrom terdiri atas:
- Probable; apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi anti dengue (deteksi antibodi) serum tunggal dan/atau penderita bertempat tinggal/berkunjung ke daerah endemis DBD dalam kurun waktu masa inkubasi.
- Confirmed; apabila diagnosis klinis diperkuat dengan sekurang-kurangnya salah satu pemeriksaan berikut:
- Isolasi virus Dengue dari serum atau sampel otopsi.
- Pemeriksaan HI test dimana terdapat peningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan serum akutdan konvalsen atau peningkatan anti bodi IgM spesifik untuk virus dengue.
- Positif antigen virus Dengue pada pemeriksaan otopsi jaringan, serum atau cairan serebrospinal (LCS) dengan metode immunohistochemistry, immunofluoressence atau serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada pemeriksaan serologi berpasangan (ELISA)
- Positif pemeriksaan antigen dengue dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau pemeriksaan NS1.
Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium pada penderita infeksi dengue antara lain:
Hematologi
Leukosit
- Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel neutrofil
- Peningkatan jumlah sel limfosit atipikal atau limfosit plasma biru (LPB) >4% di daerah tepi yang biasanya dijumpai pada hari sakit ketiga sampai hari ketujuh.
Trombosit
Pemeriksaan trombosit antara lain dapat dilakukan dengan dengan cara:
- Semi kuantitatif (tidak langsung)
- Langsung (Rees-Ecker)
- Cara lainnya sesuai kemajuan teknologi
Jumlah trombosit ≤ 100.00/µl biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit. Pemeriksaan trombosit perlu diulang setiap 4-6 jam sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau keadaan klinis penderita sudah membaik.
Hematokrit
Peningkatan nilai hematokrit menggambarkan adanya kebocoranpembulu darah. penilaian hematokrit in, merupakan indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala. Pada umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit ≥ 20% (misal Ht dari 35% menjadi 42%), mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau pendarahan.
Namun perhitungan selisih nilai hematokrit tertinggi dan terendah baru dapat dihitung setelah mendapatkan nilai Ht saat akut dan konvalescen (hari ke7). pemeriksaan hematokrit antara lain dengan mikro-hematokrit centrifuge.
nilai hematokrit:
- Anak-anak : 33- 38 vol%
- Dewasa laki-laki : 40-48 vol%
- Dewasa perempuan : 37-43 vol%
Untuk puskesmas yang tidak ada alat untuk pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan estimasi nilai Ht= 3 x kadar Hb.
Radiologi
pada foto toraks posisi "Right Lateral Decubitus" dapat mendeteksi adanya efusi pleura minimal pada paru kanan. Sedangkan asites penebalan dinding/kandung empedu dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan Ultra Senografi (USG)
Serologis
Pemeriksaan serologis didasarkan atas timbulnya antibodi pada penderita terinfeksi virus dengue.
a. Uji serologi Hemaglutinasi Inhibisi (Haemaglutination Inhibition Test)
Pemeriksaan HI sampai saat ini dianggap sebagai uji buku emas (gold standard). Namun pemeriksaan ini memerlukan 2 sampel darah (serum) dimana spesimen harus diambil pada faseakut dan fase konvalensen (penyembuhan), sehingga tidak dapat memberikan hasil yang cepat.
b. ELISA (IgM/IgG)
Infeksi dengue dapat dibedakan sebagai infeksi primer atau sekunder dengan menentukan rasio limit anti bodi dengue IgM terhadap IgG. Dengan cara uji antibodi dengue IgM dan IgG, uji tersebut dilakukan hanya dengan menggunakan satu sample darah (serum) saja, yaitu darah akut sehingga hasil cepat di dapat. saat ini tersedia Dengue Rapid Test (misal Dengue Strip Test) dengan prinsip pemeriksaan ELISA.
c. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Dengue Rapid Test
Dengue Rapid Test mendiagnosis infeksi virus primer dan skunder melalui penentuan cut-off kadar IgM dan IgG dimana cut-off IgM ditentukan untuk dapat mendeteksi antibodi IgM yang secara khas muncul pada infeksi virus dengue primer dan sekunder, sedangkan cut off antibodi IgG ditentukan hanya mendeteksi antibodi kadar tinggi yang secara khas mncul pada infeksi virus dengue sekunder (biasanya IgG ini mulai terdeteksi pada hari ke-2 demam)dan disetarakan dengan titer HI > 1:2560 (tes HI sekunder) sesuai dengan standar WHO. hanya respon antibodi IgG infeksi sekunder aktif saja yang dideteksi, sedangkan IgG infeksi primer atau infeksi masa lalu tidak terditeksi. Pada infeksi primer IgG muncul pada setelah hari ke-14, namun pada infeksi sekunder IgG timbul pada hari ke-2.
Interpretasi hasil adalah apabila garis yang muncul hanya IgM dan kontrol tanpa garis IgG, maka positif infeksi dengue Primer (DD), sedangkan apabila muncul tiga garis pada kontrol IgG dan IgM dinyatakan sebagai positif infeksi Sekunder (DBD). Beberapa kasus dengue sekunder tidak muncul garis IgM, jadi hanya muncul garis kontrol IgG saja. Pemeriksaan dinyatakan negatif apabila hanya garis kontrol yang terlihat. Ulangi pemeriksaan dalam 2-3 hari lagi apabila gejala klinis mengarah ke DBD. Pemeriksaan dinyatakan invalid apabila garis kontrol tidak terlihat dan hanya terlihat garis pada IgM dan/atau IgG saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar