Rabu, 02 Agustus 2017

Diagnosis Klinis Infeksi Dengue

 

Diagnosis Infeksi Dengue

Kriteria diagnosis infeksi dengue dibagi menjadi kriteria diagnosis klinis dan kriteria diagnosis laboratoris. Kriteria diagnosis klinis penting dalam penapisan kasus, tatalaksana kasus, memperkirakan prognosis kasus, dan surveilans. Kriteria diagnosis laboratoris yaitu kriteria diagnosis dengan konfirmasi laboratorium yang penting dalam pelaporan, surveilans, penelitian dan langkah-langkah tindakan preventif dan promotif.


Kriteria Diagnosis Klinis

Manifestasi klinis infeksi dengue sangat bervariasi dan sulit dibedakan dari penyakit infeksi lain terutama pada fase awal perjalanan penyakitnya. Dengan meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap infeksi dengue, tidak jarang pasien berobat pada fase awal penyakit, bahkan pada hari pertama demam. Sisi baik dari kewaspadaan ini adalah pasien demam berdarah dengue dapat diketahui dan memperoleh pengobatan pada fase dini, namun di sisi lain pada fase ini sangat sulit bagi tenaga kesehatan untuk menegakkan diagnosis demam berdarah dengue. Oleh karena itu diperlukan petunjuk kapan suatu infeksi dengue harus dicurigai, petunjuk ini dapat berupa tanda dan gejala klinis serta pemeriksaan laboratorium rutin.Tanpa adanya petunjuk ini di satu sisi akan menyebabkan keterlambatan bahkan kesalahan dalam menegakkan diagnosis dengan segala akibatnya, disisi lain menyebabkan pemeriksaan laboratorium berlebih dan bahkan perawatan yang tidak diperlukan yang akan merugikan bagi pasien maupun dalam peningkatan beban kerja rumah sakit.
Berdasarkan petunjuk klinis tersebut dibuat kriteria diagnosis klinis, yang terdiri atas klriteria diagnosis klinis Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), Demam Berdarah Dengue dengan Syok (Sindrom Syok Dengue/SSD), dan Expanded Dengue Syndrome (unusual manifestation). (UKK Infeksi dan Penyakit tropis IDAI,2014)

1. Demam Dengue (DD)
Demam tinggi mendadak (biasanya lebih dari 39 drajad celcius) ditambah dua atau lebih gejala/tanda penyerta:
- Nyeri Kepala
- Nyeri belakang bola mata 
- Nyeri otot dan tulang 
- Ruam Kulit
- Manifestasi pendarahan
- Leukopenia (Leukosit kurang dari 5000/mm3)
- Trombositopenia (trombosit kurang dari 150.000/mm3)
- Peningkatan hematokrit 5-10 %

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
1) Diagnosis DBD dapat ditegakkan bila ditemukan manifestasi berikut:
a. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, dan terus menerus
b. Adanya manifestasi pendarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epitaksis, pendarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji torniquet positif.
c. Trombositopnia (Trombosis kurang dari sama denga 100.000/mm3).
d. Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari peningkatan permeabilitas vaskular yang ditandai salah satu atau lebih tanda berikut:
-Peningkatan hematokrit/hemokonsentrasi lebih dari atau sama dengan 20% dari nilai base line atau penurunan sebesar itu pada dase konvalense.
-Efusi pleura, asites dan hipoproteinemia/hipoalbuminemia.
2) Karakteristik gejala dan tanda utama DBD sebagai berikut:
a. Demam
-Demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari.
-Akhir fase demam setelah hari ke-3 saat demam mulai menurun, hati-hati karena pada fase tersebut dapat terjadi syok. Demam hari ke-3 sampai dengan ke-6, adalah fase kritis terjadinya syok.
b. Tanda-tanda perdarahan
- Penyebab perdarahan pada pasien DBD adalah Vaskulopati, trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi intravaskular yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji Torniquet positif (uji Rumple Leed/uji bendung), peteki, purpura, ekimosis dan pendarahan konjungtiva.
Petekie dapat muncul pada hari-hari pertama demam tetapi dapat pula dijumpai setelah 3 hari demam.
- Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk, untuk membedakannya: lakukan penekanan pada bintik merah yang dicurigai, dengan menggunakan kaca obyek atau penggaris plastik transparan, atau dengan merenggangkan kulit. Jika bintik merah menghilang saat penekanan atau peregangan kulit berart bukan petekie.
Perdarahan lain yaitu epitakasis, perdarahan gusi, melena, dan hematemesis. Pda anak yang belum pernah mengalami mimisan, maka mimisan merpakan tanda penting. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan konjungtiva atau hematuria.
- Uji Bendung (Torniquet Test) sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai presumtif test(dugaan kuat).
 - Pada hari ke-2 demam, uji Torniquet memiliki sensitifitas 90,6% dan spesifisitas 77,8%, dan pada hari ke-3 demam nilai sensitivitas 98,75 dan spesifisitas 74,2%.
- Uji Torniquet dinyatakan positif jika terdapat lebih dari 10 petekie pad a1 ici persegi (2,5 cm x 2,5 cm) dilengan bawah bagian siku depan (Volar) termasuk pada alipatan siku (fossa cubiti).
c. Hepatomegali (pembesaran hati)
- Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2-4 dibawah lengkungan iga kanan dan bawah procesus xifoidesus.
- Proses pembesaran hati, dan tidak teraba menjadi teraba, dapat meramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan di hipokondrium kanan disebabkan oleh karena peregangan kapsul hati. Nyeri perut lebih tampak jelas pada naka besar daripada nak kecil.
d. Syok
- Tanda bahaya (warning sign) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue antara lain:
*Klinis             : - Demam turun tapi keadaan anak memburuk
                         - Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
                         - Muntah Persisten
                         - Latergi, gelisah
                         - Perdarahan Mukosa
                         - Pembesaran hati
                         - Akumulasi cairan
                         - Oliguira
*Laboratorium : Peningkatan kadar henatokrit bersamaan dengan penurunan cepat jumlah trombosit Hematokrit awal tinggi.

 Demam Berdarah Dengue dengan Syok (Sindrom Syok Dengue/SSD)
- Memenuhi kriteria Demam Berdarah Dengue
- Ditemukan adanya tanda gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi maupun yang dekompensasi

Tanda dan gejala syok terkompensasi:
- Takikardia
- Takipnea
- Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) < 20 mmHg
- Waktu pengisian kapiler (capillary refill time/CRT) > 2 detik
- Kulit dingin
- Produksi urin (output) menurun
- anak gelisah
Tanda dan gejala Syok Dekompensasi:
- Takikardia
- Hipotensi (sistolik dan diastolik)
- Nadi cepat dan kecil
- Pernapasn Kusmaull atau hiperpnoe
- Sianosis
- Kulit lembap dan dingin
- Profound shock: nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur.

3. Expanded Dengue Syndrome (EDS)
Memenuhi kriteria demam dengue atau demam berdarah dengue baik yang disertai syok maupun tidak, dengan manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda dan gejala:
- Kelebihan cairan
- Gangguan elektrolit
- Ensefalopati
- Ensefalitis
- Perdarahan hebat
- Gagal ginjal akut
- Haemolytic Uremic Syndrome
- Gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, perikarditis
- infeksi ganda
                              (sumber:Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue Kementerian Kesehatan,2015)





3 komentar:

  1. Makasih panduannya mas herman

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. makasi mas buat materinya, berkat materinya saya lulus ujian mata kuliah HIV.

    BalasHapus

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue (DBD)

1). Tatalaksana DBD Tanpa Syok Perbedaan patofisilogik utama antara DBD dan Penyakit lain adalah adanya peningkatan permiabilitas kapiler...